Koperasi BMW Tulang Bawang monopoli pengadaan 60 Lokal Mebel DAK

images.jpeg

TULANG BAWANG (Cakra.TV) – Pihak koperasi BMW Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tulangbawang (Tuba), diduga kuat memonopoli pengadaan mebel Dana Alokasi Khusus (DAK), sebanyak 60 Lokal untuk SD dan SMP tahun 2019.

Sejumlah kepala sekolah (Kepsek) yang mendapatkan program RKB mengaku tertekan. Mereka dipaksa harus membeli mebel melalui pihak koperasi dengan harga lebih tinggi. Padahal ada pihak lain yang menjualnya jauh lebih murah dengan kualitas baik.

“Saya diperintahkan oleh orang dinas untuk membeli mubeler di koperasi. Padahal ada pihak lain yang menjual mubeler dengan harga lebih murah dan kualitas barangnya lebih bagus,”ujar salah satu Kepsek yang enggan disebutkan namanya.

Ia menambahkan, pihak koperasi telah mengkondisikan seluruh sekolah agar membeli mubeler di koperasi PGRI. Dikatakannya, koperasi telah mengatur semuanya. Sehingga sekolah wajib membeli mubeler di koperasi.

Ketua koperasi BMW Tulangbawang Subekti mengaku membenarkan pihak koperasi telah mengelola pengadaan mubeler. Sistem pengelolaannya ditangani langsung oleh manager koperasi BMW.

“Semuanya ditangani oleh Pak Guntur sebagai manager koperasi. Beliau yang berwenang mengelolanya. Silahkan komunikasi langsung dengan Pak Guntur,”terangnya.

Sementara itu, Naidi, salah satu pemilik mubeler PT. Pustaka Mandiri mengaku kecewa atas terjadinya monopoli koperasi BMW dalam pengadaan mebel. Dan itu melanggar etika. Koperasi dibentuk untuk mencari keuntungan dan membunuh usaha orang lain.

Menurutnya, sikap pihak koperasi yang mengintervensi sekolah membawa dampak buruk dan negatif. Sebab, mereka diduga akan mencari keuntungan pribadi dan kelompok mengatas namakan koperasi BMW.

“Awalnya sudah banyak kepala sekolah telah setuju untuk membeli mebel dari kami. Kurang lebih sudah 20 sekolah sudah pesan. Tapi dibatalkan. Pihak koperasi intervensi dan harus membeli mebel di koperasi. Ini yang membuat kami kecewa dan terdzolimi,”ujarnya.

Aidi menambahkan, harga dan kualitas mebel yang disiapkan oleh pihak koperasi BMW jauh lebih mahal dan kualitasnya lebih buruk. Mebel miliknya harganya Rp7,5 juta – 8juta. Pihak koperasi jual ke sekolah lebih mahal Rp10juta – Rp11juta. Padahal kualitas barangnya lebih bagus dari milik PT. Pustaka Mandiri.

“Kualitas barang kami lebih bagus. Harganya lebih murah. Pihak koperasi akan bermain keuntungan Dan diduga akan melakukan murk-up harga barang dan murk-up kualitas barang. Itu barangnya dari Pringsewu. Kami tahu tempatnya. Milik kami juga dari Pringsewu. Jadi saya tahu semuanya. kata dia. (*)

Liputan Joenan Reporter Cakra

Tinggalkan Komentar Anda

scroll to top