Advertorial: Pemkab Lampung Timur Gelar Festival Kebangsaan Bumi Tuwah Bepadan

festival-kebangsaan-bumi-tuah-bepadan-161119.jpg

Cakra.TV, Lampung Timur – Sepuluh etnis di Kabupaten Lampung Timur berkumpul bersama dalam gelaran Festival Kebangsaan Bumi Tuwah Bepadan Kabupaten Lampung Timur dalam rangka merekatkan Bhinneka Tunggal Ika yang diselenggarakan di Wisata Kali Jodoh Way Nibung, Kecamatan Gunung Pelindung, Sabtu (16/11/2019).

Acara yang digelar oleh Pemerintah Lampung Timur melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik itu hadir Bupati Lampung Timur, Zaiful Bokhari, Sekretaris Daerah Lampung Timur, Syahrudin Putera, para Staf Ahli dan Asisten, Kepala Inspektorat Kabupaten Lampung Timur, M.Noer Alsyarif, para Kepala OPD dan Kepala Bagian serta Camat Se-Kabupaten Lampung Timur dan Kepala Desa se-Kecamatan Gunung Pelindung.

Dalam laporannya sebagai kepala pelaksana, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Syahrul Syah menjelaskan bahwa maksud dan tujuan digelarnya festival kebangsaan bumei tuwah bepadan ini ialah untuk memberikan pemahan kepada seluruh komponen bangsa dan masyraakat Lampung Timur khususnya bahwa NKRI memiliki ciri khas kebinekaan, ras, suku, budaya dan agama serta bertekad untuk menjadi satu bangsa, satu tanah air, dan satu Bahasa Indonesia. Selain itu juga sebagai upaya membentuk keharmonisan hubungan antar etnis dalam rangka membangun persatuan dan kesatuan di NKRI khususnya di Lampung Timur.

“Melalui kegiatan ini kita ciptakan kerukunan, harmonisasi kehidupan antar etnis di Kabupaten Lampung Timur”, ujarnya.

Syahrul Syah dalam kesempatan itu juga menjelaskan bahwa adapun peserta pada festival kebangsaan kali ini berasal dari 10 etnis yang ada di Kabupaten Lampung Timur yaitu Etnis Lampung, Jawa, Batak, Sunda, Minang, Bugis, Palembang, Bali, Banten dan Tionghoa. Selain itu juga terdapat 1000 orang undangan yang berasal dari berbagai unsur di Lampung Timur.

Pada moment penting tersebut, sebagai orang nomor satu di Lampung Timur, Zaiful Bokhari berharap dengan telah dilkakukannya ikrar antara etnis itu kedepan seluruh etnis yang ada di Lampung Timur dapat saling bersatu membangun Lampung Timur.

“Tadi telah kita saksikan bersama bahwa semua etnis yang ada di Lampung Timur telah bersumpah baik secara adat keratuan melinting maupun dengan adat istiadat kita dan semua etnis yang ada bahwa kita telah berikrar untuk bersatu bersama sama membangun Lampung Timur ini kedepan lebih baik”.

“Oleh karena itu saya mengajak kita semua yakni seluruh saudara saudara saya yang tadi telah berikrar, mari kedepan kita rapatkan barisan jangan sampai tergoyahkan dan bahu membahu membangun Lampung Timur ini agar lebih baik dari tahun tahun yang lalu”, ujar pria yang akrab disapa Bang Ipul itu.

Lebih lanjut pada acara yang dihadiri oleh ribuan pengunjung yang memadati objek wisata Kali Jodoh Desa Nibung itu, Zaiful menambahkan bahwa dengan telah dilakukannya ikrar, hal itu menandakan bahwa persatuan dan kesatuan harus tertap terjaga dan jangan pernah tergoyahkan dan terpisahkan oleh apapun.

“Oleh karena itu saya mengajak kita semua marilah kita menjaga kerukunan, persatuan dan kesatuan jangan sampai kita terpecah belah oleh orang orang yang ingin memecah belah kita”, pungkasnya.

Untuk diketahui, pada festival kebangsaan kali ini telah dilakukan prosesi pengukuhan angkat saudara serta pembacaan dan penandatanganan deklarasi persaudaraan oleh 10 etnis. Dalam kesempatan itu Bupati Lampung Timur Zaiful Bokhari juga menerima gelar Pangeran Nato Negaro (Gelar Adat Dari Keratuan Melinting) dalam rangka diangkatnya ia sebagai saudara oleh Sultan Ratu Idil Muhamad Tihang Igama IV yakni H. Rizal Ismail, SE., MM.

Pada festival kebangsaan kali ini, acara semakin meriah dengan ditampilkannya berbagai macam kesenian dari 10 etnis yang ada. Etnis Lampung sendiri menampilkan tari melinting dan tari bedana, Jawa yakni Kuda Lumping, Batak (Tari Tor Tor), Bugis (Tari Pakarena, Mappadendang), Palembang (Tari Pagar Pengantin), Minang (Silat Minangkabau, Tari Alang Babega), Sunda (Jaipong), Banten (Silat TTKDH), Bali (Tari Cendrawasih, Baleganjur), dan Tionghoa.

Liputan S. Parman, korespoden CakraTV

Tinggalkan Komentar Anda

scroll to top